Kemiskinan Filsafat Karl Marx (1847)

Jawaban pada Filsafat Kemiskinan oleh M. Proudhon, adalah salah satu dari karya poaling penting mengenai Marxisme, karya utama Karl Marx yang ditujukan terhadap P.J. Proudhon, seorang ideologis burjuasi kecil. Tujuan kritik atas pandangan-pandangan Proudhon, yang secara serius mengganggu penyebar-luasan komunisme ilmiajh di kalangan kaum buruh, dan bersamaan dengan ini memberi pencerahan, –dari posisi materialisme ilmiah– atas sejumlah masalah teori dan taktik-taktik gerakan proletariat revolusioner, mengkristal dalam pikiran Marx di bulan Desember 1846 sebagai hasil dibacanya – beberapa waktu sebelumnya– buku Proudhon: Systeme des Contradictions economiques ou Philosophie de la Misere. Dalam suratnya pada literator Russia P.V. Annenkov tertanggal 28 Desember 1847, Marx mengungkapkan sejumlah ide-ide mendalam , yang kemudian dijadikannya sebagai landasarn bukunya terhadap Proudhon. Pada Januari 1847, seperti yang tampak dari surat Engels pada Marx yang bertanggalkan 15 Januari ‘1847, Marx sudah mengerjakan jawabannya pada Proudhon. Menjelang awal April tulisannya itu pada pokoknya telah selesai dan sudah berada di percetakan. Pada 15 Juni Marx menulis sebuah katapengantar singkat.

Buku itu muncul di Brussels dan Paris pada awal bulan Juli 1847 dan tidak diterbitkan kembali dalam masa hidup Marx. Tahun 1885 menyaksikan edisi Jerman yang pertama. Engels menyunting terjemahan itu, dan menyumbangkan sebuah kata-pengantar khusus dan sejumlah catatan. Ketika menyunting buku itu Engels menggunakan koreksi-koreksi dalam salinan edisi Perancis tahun 1847 yang diberikan oleh Marx sebagai sebuah hadiah pada 1 Januari 1876, pada Natalia Utina, isteri N.I. 

Utin, seorang anggota Seksi Rusia Internasionale Pertama. Pada tahun 1886, kelompok-kelompok Emansipasi Pekerja Marxis Rusia menerbitkan edisi Rusia yang pertama dari Kemiskinan Filsafat dalam sebuah terjemahan yang dilakukan oleh Vera Zasulich. Pada tahun 1892, sebuah edisi kedua Jerman muncul. Ini juga diberi kata Pengantar oleh Engels, yang di sini secara singkat mengkoreksi beberapa ketidak-cermatan tekstual. Pada tahun 1896, setelah wafatnya Engels, sebuah edisi kedua Perancis dari buku itu diterbitkan. Ini telah dipersiapkan oleh Laura Lafargue, anak perempuan kedua dari Marx, dan juga memuat koreksi-koreksi di pinggiran dalam salinan Utina.

 Tesis Tentang Feuerbach

Karl Marx (1845)



Ditulis oleh Marx dalam musim semi 1845.
Mula-mula diterbitkan oleh Engels dalam 1888 sebagai Lampiran pada edisi yang tersendiri dari karyanya Ludwig Feuerbach.
Dicetak menurut naskah edisi tersendiri pada tahun 1888 dan diperiksa dengan manuskrip Karl Marx.

1

Kekurangan utama dari semua materialisme yang ada sampai sekarang-termasuk materialisme Feuerbach-ialah bahwa hal ihwal (Gegenstand), kenyataan, kepancainderaan, digambarkan hanya dalam bentuk benda (Objekt) atau renungan (Anschauung), tetapi tidak sebagai aktivitet pancaindera manusia, praktek, tidak secara subyektif. Karena itu terjadilah bahwa segi aktif, bertentangan dengan materialisme, dikembangkan oleh idealisme-tetapi hanya secara abstrak, karena, sudah barang tentu, idealisme tidak tahu akan aktivitet pancaindera yang nyata sebagai hal yang sedemikian itu. Feuerbach membutuhkan benda-benda kepancainderaan, yang benar-benar dibedakan dari benda-benda pikiran, tetapi dia tidak mengartikan aktivitet manusia itu sendiri sebagai aktivitet obyektif (gegenständliche). Oleh karena itu, dalam Hakekat Agama Kristen, dia memandang sikap teoritis sebagai Satu-satunya sikap manusia yang sejati, sedang praktek digambarkan dan ditetapkan hanya dalam bentuk permunculannya yang keyahudian dan kotor. Karena itu dia tidak menangkap arti penting aktivitet "revolusioner", aktivitet "kritis-praktis".

2

Soal apakah kebenaran obyektif (gegenständliche) bisa dianggap berasal dari pemikiran manusia bukanlah soal teori melainkan soal praktek. Dalam praktek manusia harus membuktikan kebenaran itu, yaitu, kenyataan dan daya, kesegian-ini (Diesseitigkeit) dari pemikirannya. Perdebatan mengenai kenyataan atau bukan kenyataan dari pemikiran yang terasing dari praktek merupakan soal skolastik semata-mata.

3

Ajaran materialis bahwa manusia itu adalah hasil keadaan dan didikan, dan bahwa, oleh karenanya, manusia yang berubah adalah hasil keadaan-keadaan lain,dan didikan yang berubah, melupakan bahwa manusialah yang mengubah keadaan dan bahwa pendidik itu sendiri memerlukan pendidikan. Karena itu, ajaran ini menurut keharusan sampai pada membagi masyarakat menjadi dua bagian, satu di antaranya adalah lebih unggul daripada masyarakat (pada Robert Owen, misalnya).
Terjadinja secara bersamaan perubahan keadaan dengan perubahan aktivitet manusia bisa dibayangkan dan dimengerti secara rasionil hanya sebagai praktek yang merevolusionerkan.

4

Feuerbach bertolak dari kenyataan pengasingan-diri secara keagamaan, dari pendobelan dunia menjadi dunia khayali yang bersifat keagamaan dan dunia nyata. Pekerjaannya berupa melebur dunia keagamaan ke dalam dasar duniawinya. Dia mengabaikan kenyataan bahwa sesudah menyelesaikan pekerjaan itu, hal yang utama masih tetap harus dilakukan. Karena kenyataan bahwa dasar duniawi itu melepaskan diri dari dirinya dan menegakkan diri di awang-awang sebagai kerajaan yang berdiri sendiri sesungguhnya hanyalah dapat diterangkan dengan pembelahan-diri dan sifat pertentangan dengan diri sendiri dari dasar duniawi itu. Karena itu yang tersebut belakangan itu sendiri lebih dulu harus dipahami dalam kontradiksinya dan kemudian, dengan ditiadakannya kontradiksi itu, direvolusionerkan dalam praktek. Dengan begitu, misalnya, sekali keluarga duniawi itu ditemukan sebagai rahasia dari keluarga suci, maka yang tersebut duluan itu sendiri harus dikritik dalam teori serta direvolusionerkan dalam praktek.

5

Feuerbach tidak puas dengan pemikiran abstrak, berpaling kepada kontemplasi kepancainderaan; tetapi dia tidak menganggap kepancainderaan sebagai aktivitet praktis, aktivitet pancaindera-manusia.

6

Feuerbach melebur hakekat keagamaan ke dalam hakekat kemanusiaan. Tetapi hakekat kemanusiaan bukanlah abstraksi yang terdapat pada satu-satu individu. Dalam kenyataannya ia adalah keseluruhan dari hubungan-hubungan sosial.
Oleh karenanya, Feuerbach, yang tidak memasuki kritik terhadap hakekat yang nyata itu, terpaksa:
  1. Mengabstraksi dari proses sejarah dan menetapkan sentimen keagamaan (Gemüt) sebagai sesuatu yang dengan sendirinya dan mengandaikan.perorangan manusia yang abstrak-yang terisolasi.
  2. Karena itu, baginya hakekat kemanusiaan bisa dimengerti hanya sebagai "jenis", sebagai suatu keumuman intern yang bisu yang hanya dengan wajar mempersatukan perorangan yang banyak itu.

7

Oleh karenanya, Feuerbach tidak melihat bahwa "sentimen keagamaan" itu sendiri adalah hasil sosial, dan, bahwa perorangan yang abstrak yang dianalisanya nyatanya termasuk bentuk khusus dari masyarakat.

8

Kehidupan sosial pada hakekatnya adalah praktis. Segala keghaiban yang secara menyesatkan membawa, teori kepada mistik menemukan pemecahannya yang rasionil dalam praktek manusia dan dalam pemahaman praktek itu.

9

Titik tertinggi yang dicapai oleh materialisme kontemplatif, yaitu, materialisme yang tidak memahami kepancainderaan sebagai aktivitet praktis, adalah renungan satu-satu individu dalam "masyarakat sipil".

10

Pendirian materialisme lama ialah masyarakat "sipil"; pendirian materialisme baru ialah masyarakat manusia, atau umat manusia yang bermasyarakat.

11

Para ahli filsafat hanya telah menafsirkan dunia, dengan berbagai cara; akan tetapi soalnya ialah mengubahnya. (*)

Comments

Popular Post